Pages

Monday, May 31, 2010

Another Fairy Tale --part 4--

Tanpa mengetahui apa yang akan terjadi, Putri Ika dan teman-temannya tetap melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah Pangeran Ditrie. Mereka ingin melarikan diri dari penatnya rutinitas harian yang harus mereka lalui. Mereka ingin membuang seluruh beban pikiran yang menghantui mereka tiap hari. Yach, memang begitulah pikiran anak-anak muda, selalu berusaha melarikan diri dari kewajiban yang harus mereka emban.

Putri Ika adalah seorang putri yang disiapkan untuk menjadi ratu pengganti Raja Sudibyo ketika mangkat kelak. Oleh karena itu, setiap hari dia harus memperoleh ilmu-imu kenegaraan dan juga kepemimpinan. Putri Ika bukanlah seorang putri yang badung dan selalu membangkang apa yang diperintahkan orang tuanya, melainkan seorang putri yang memiliki intergritas tinggi dan patut jika kelak menggantikan raja. Walaupun kadang orang-orang sudah pesimis duluan dikarenakan melihat "ukuran" tubuhnya yang bisa dikatakan cukup "mungil" dibandingkan dengan orang-orang seusianya.


Kedua pengawalnya, Steven dan Valent adalah pemuda yang sangat berbakat. Mereka berdua telah lulus akademi keprajuritan di usianya yang cukup belia dengan nilai yang sangat memuaskan, jika pada jaman sekarang bisa disebut "cumlaude". Steven sangat ahli dalam menggunakan senjata tombak dan berkuda, oleh karena itu Steven bertugas sebagai pengendara kereta kuda yang mereka tunggangi. Sedangkan Valent adalah prajurit yang pintar menggunakan pedang dengan sanggat cepat, selain itu dia juga selalu membawa perisai untuk berjaga-jaga katanya. Entah mengapa, kedua orang ini selalu berbeda pendapat dan bertengkar. Entah apakah memang dikarenakan kedua keluarganya yang memang selalu bersaing dalam berbagai hal.

Kemudian, kedua sahabat Putri Ika yaitu Hokki dan Sendy yang selalu menyertai kemanapun sang putri pergi. Sebenarnya penyihir kerajaan Shanty juga merupakan sahabat dari sang putri, tetapi dikarenakan pekerjaannya yang cukup berat akibat ulah penyihir jahat yang berkeliaran itu, dia memilih tidak ikut bepergian. Hokki adalah anak konglomerat kaya di Kerajaan Mathica, yang juga merupakan teman sekelas Putri Ika dalam belajar mengenai ilmu kenegaraan de el el. Ayah Hokki adalah seorang menteri yang sering bertugas bersama sang raja. Oleh karena itu, jika ayahnya bekerja dengan raja, maka Hokki sering bermain bersama Putri Ika di sekitar daerah istana. Sedangkan Sendy adalah anak pedagang di salah satu pasar di ibu kota Mathica. Putri Ika berkenalan dengan Sendy pada saat Putri Ika bepergian bersama Ratu Michelin. Putri Ika menginginkan buah apel merah, kemudian Sendy menawarkan dagangan ayahnya kepada Putri Ika. Mulai saat itulah, Putri Ika menjadi sering bepergian keluar istana sekedar untuk menemui sahabat karibnya tersebut.

Perjalanan Putri Ika dan kawan-kawan tersebut dipenuhi dengan canda tawa. Baik karena tingkah Putri Ika yang bisa dibilang "lebay", kemudian Hokki yang senang mengusili Steven dan Valent sehingga mereka bertengkar, ataupun Sendy yang berusaha membuat lelucon walaupun berakhir jayus dan tidak ada yang tertawa.

Tidak terasa Putri Ika dan teman-temannya telah melewati setengah perjalanannya. Jalan untuk menuju rumah pangeran Ditrie memang bisa dibilang cukup unik. Setengah perjalanannya adalah padang rumput dan bunga yang sangat cantik, diselingi dengan sungai dan danau yang sangat bagus. Tetapi kemudian, setengah perjalanannya lagi adalah hutan dan gunung yang terja, dan dipenuhi oleh hewan buas. Oleh karena itu, Putri dan teman-temannya berbekal banyak makanan dalam perjalanan tersebut, takut-takut mereka tersesat di hutan tersebut, karena Steven adalah orang dengan "sense of direction" yang sangat parah. Mereka bermalam di tapi hutan tersebut dengan Steven dan Valent yang bergantian berjaga-jaga di dekat kereta kuda yang mereka tunggangi, sedangkan Putri Ika dan kedua temannya tidur di "sleeping bag" dalam kemah yang cukup besar dan hangat. Tidak adil memang, tapi itulah tugas dari seoarng penjaga dan mereka dibayar karenanya.

Pagi berikutnya, mereka bergegas melewati hutan tersebut. Untung saja, malam itu tidak terjadi apa-apa pada mereka. Setelah mereka melewati hutan tersebut, mereka harus melewati satu pegunungan lagi untuk sampai di rumah Pangeran Ditrie. Hanya orang gila aja yang tinggal di tepi jurang, dan memang rumah Pangeran Ditrie terletak di tepi jurang gunung tersebut. Dia memiih tempat tersebut karena tempat tersebut adalah tempat ia mengukir kenangan dengan pasangannya dulu. Dengan kira-kira tiga jam perjalanan dari hutan tadi, mereka sudah dapat meihat rumah Pangeran Ditrie "nangkring" di tepi jurang. Rumah Pangeran Ditrie memang cukup kecil, karena hanya dihuni oleh satu orang saja. Biasanya rumah tersebut sangat asri dan pemandangannya sangat indah untuk dipandang. Tetapi hari ini rumah tersebut terlihat sangat suram. Disekitar pegunungan "Andrest" penuh dengan awan hitam yang menandakan akan turunya hujan dan bahkan muncul badai. Putri Ika dan kawan-kawan bergegas untuk mencapai rumah Pangeran Ditrie, sekaiyan berjaga-jaga akan turunnya hujan.

Sampai akhirnya mereka sampai di rumah Pangeran Ditrie. Rumah tersebut tidak dikunci dan seluruh pintu dan cendelanya terbuka. Ada apakah gerangan dengan Pangeran Ditrie...

To Be Continue....

0 comments:

Post a Comment