Pages

Friday, June 4, 2010

Another Fairy Tale --Part 10--

Putri Ika agak kecewa karena usaha mempersiapkan tempat yang nyaman untuk Banjar akhirnya sia-sia belaka. Ia dan Paman Ditrie akhirnya makan bersama seperti biasanya. Sudah tiga hari ini Putri Ika selalu memakan masakan ikan untuk makan malamnya. Tampaknya ia sudah mulai bosan dan mulai kangen dengan kamarnya. Tentu saja paman Ditrie tau tentang apa yang sedang dirasakan keponakannya tersebut. Paman Ditrie selalu menyelesaikan makannya dengan kecepatan yang luar biasa, sampai-sampai makanan Putri Ika belum menghabiskan setengahnya. Setelah menyelesaikan makannya, Paman Ditrie berdiri dan mengakatak kalau besok ia akan mengantarkan Putri Ika pulang ke Istana Satkingham.Tentu saja sang putri sangat senang dengan kata-kata pamannya tersebut. Ia dengan cepat menyelesaikan makannya dan segera melakukan cuci piring terakhirnya.


Ratu Michelin tengah berjalan di lorong istana dengan santainya. Rencana pembangunan sekolah dan tempat kesehatan telah terlaksana dan berjalan dengan baik. Kali ini di waktu senggangnya, sebenarnya ia ingin menyempatkan waktu untuk berbincang dengan putrinya. Terutama mengenai masalah-masalah yang berbau tentang kewanita-wanitaan. ::penulis nggak tau masalah wanita tuch bijimana, jadinya plot ini dibuat sedemikian sehingga mereka nggak bakalan bisa berbincang:: Sayang, anak nya tersebut masih berada di rumah Paman Ditrie nun jauh di sana. Akhirnya Michelin berencana untuk berjalan-jalan saja di pusat perbelanjaan kota L'Capitol. Tidak melakukan apa-apa di waktu senggang merupakan salah satu hal yang sangat ia benci. Michelin sangat senang berjalan-jalan. Sayangnya, kadang suaminya terlalu overprotected terhadapnya. Sehingga, jika ia pergi berjalan-jalan, maka paling tidak terdapat lima sampai sepuluh penjaga yang akan berjaga-jaga di sekitarnya. Hal itulah yang tidak ia sukai, oleh karena itu, Michelin lebih suka berjalan dengan menggunakan pakaian biasa, bukan pakaian kerajaan, tak lupa ia sering juga mengajak putrinya untuk menemaninya.

Setelah menyelinap lewat pintu rahasia favoritnya, yaitu dapur istana, Michelin berjalan-jalan sendiri di jalanan kota L'Capitol. Sebagian besar warganya tidak tahu kalau wanita berambut panjang dengan baju yang biasa-biasa tersebut adalah Ratu mereka. Ia senang melihat-lihat baju, sepatu, dan juga tas. Hanya sekedar melihatnya saja ia sudah cukup senang, walaupun ia sebenarnya dapat membeli barang-barang tersebut. Setelah puas melihat-lihat barang-barang fashion tersebut, tentu saja Michelin merasa lelah dan sedikit lapar. Ia berhenti sebentar di salah satu stand makanan yang ada di tepi jalan pusat perbelanjaan tersebut. Dengan memakan makanan pesanannya, Michelin duduk di salah satu tempat yang disediakan. Sebenarnya ia cukup kesepian berjalan-jalan sendiri, tapi di istana tidak ada yang korperatif jika diajak dalam hal-hal seperti itu.

Sambil menikmati makanan pesanannya. ia melepas kelelahannya. Ia memandang bangku tiga kosong di depannya. Ia mengingat beberapa tahun yang lalu, ia sering kali duduk-duduk di bangku tersebut, bersama dengan dua orang sahabat yang sering kali menemaninya. Dua orang sahabat tersebut salah satunya telah menjadi suaminya saat ini, sedangkan yang lain ia tidak mengetahui di mana keberadaannya. Tiba-tiba, lamunan tersebut berakhir ketika seseorang mendatanginya dan duduk di bangku yang ia pandang tadi. Ia sangat tidak percaya dengan siapa yang ada di hadapannya saat ini. Michelin mencubit pipinya sendiri dan pipi orang tersebut. Orang tersebut hanya tersenyum, dan kemudian duduk di samping Michelin.

Derap kuda yang tengah melewati satu hutan belantara di pinggiran kerajaan Mathica membahana. Paman DItrie berusaha mengantarkan Putri Ika kembali ke istana Satkingham sesegera mungkin. Ia sangat ingin melindungi keponakannya yang tercinta itu. Karena ia tidak tahu apa yang sedang direncanakan oleh Banjar kepadanya, sehingga metode yang paling baik adalah mengembalikannya kepada ayahnya sendiri.

To be Continued...

0 comments:

Post a Comment