Pages

Tuesday, June 1, 2010

Another Fairy Tale --part 6--

Akhirnya Putri Ika bangun dari pungsannya. Saat bangun, sang putri telah berada di atas ranjang yang empuk dengan selimutnya yang tebal. Di ruangan yang ia rasa sudah familiar, Putri Ika mulai merangkai kembali ingatan mengenai apa yang telah dia lakukan sehingga ia sampai tidur di ranjang ini. Sayang, sekeras apapun ia berusaha mengingat apa yang terjadi yang terjadi hanyalah muncul rasa sakit yang amat sangat di kepalanya. Pada akhirnya, ia menyerah dan kembali menenggelamkan kepalanya di dalam selimut yang hangat itu.

Di luar kamar Putri Ika, Steven, Valent, Sendy, dan Hokki berkumpul bersama Pangeran Ditrie menunggu kesadaran sang putri. Sembari menunggu kesadaran sang putri, Pangeran Ditrie sedikir menjelaskan bagaimana keadaan sebenarnya Putri Ika. Putri Ika terkena sihir halusinasi yang telah dikirimkan oleh penyihir jahat Banjar. Beruntung sang putri telah dilindungi oleh sihir pelindung dari penyihir kerajaan Shanty yang menyebabkan sihir tersebut menjadi tidak begitu fatal dan mudah untuk dimurnikan. Padahal, biasanya jika Putri Ika bepergian, ayahnya Raja Sudibyo II pasti akan memberikannya pelindung terhadap sihir penyihir jahat tersebut. Sehingga, Pangeran Ditrie beranggapan bahwa kali ini Putri Ika telah bepergian tanpa mendapatkan ijin dari ayah beliau. Setelah mendengar penjelasan sang pangeran, kontan anak-anak muda tersebut kaget dengan kelakuan yang telah dilakukan Putri Ika. Walaupun mereka ingin memebela sang putri, mereka masih bingung dengan apa yang sebenarnya telah terjadi.


Setelah menjelaskan apa yang telah terjadi pada anak-anak muda tersebut, Pangeran Ditrie mengabari adiknya mengenai keadaan putrinya dengan mengirimkan seekor merpati dengan pesan dikakinya. Ia ingin Putri Ika agar tinggal bersamanya sejenak untuk rehat dari segala kesibukannya di istana.Kemudian, ia juga meminta anak-anak muda tersebut untuk pulang terlebih dahulu tanpa Putri Ika setelah esok hari. Walaupun mereka berusaha menolaknya, Pangeran Ditrie bersikeras dengan pendapatnya dan malahan mengancam mau mengusir mereka semua. Setelah semuanya luluh dan patuh akan perintahnya, dia melenggang pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam hari ini. Ia ingin memasak tuna yang ia tangkap dari lereng gunung dengan penuh cinta.

Sendy dan Hokki berpindah ke dalam kamar Putri Ika, tentu saja mereka mencemaskan keadaan sahabat mereka tersebut. Bagaimana tidak, ia terlempar dengan keras dari atas ranjang, bahkan seteah itu tak sadarkan diri. Mereka belum tahu bahwa sebenarnya Putri Ika sudah sadarkan diri. Karena naluri mereka sebagai wanita, mulailah mereka membicarakan mengenai apa yang telah diceritakan oleh Pangeran Ditrie tadi. Dari balik selimutnya yang hangat, Putri Ika mendengan seluruh pembicaraan kedua sahabat karipnya tersebut. sedangkan di luar, Steven dan Valent hanya dapat terdiam beribu bahasa. Mereka merasa benar-benar tidak dapat melindungi Putri Ika. Jika saja Pangeran Ditrie tidak datang, entah apakah yang akan terjadi selanjutnya, mereka hanya dapat membayangkannya saja.

Di sisi lain kerajaan Mathica, penyihir jahat Banjar masih tertawa terbahak-bahak melihat tingkah laku Putri Ika yang terkena sihir halusinasinya. Walupun ia sedikit geram dengan tindakan Shanty yang telah menghaangi sihirnya itu. Dia tetap berusaha untuk mencari cara untuk mengalahkan pelindung Raja Sudibyo yang belum bisa ia patahkan. Padahal sebelumnya tidak ada pelindung apapun yang dapat menghalangi pengaruh sihirnya, kecuali sihir pelindung dari Michelin. Sekarang malahan penyihir istana Shanty bahkan dapat mengurangi efek sihirnya. Tampaknya ia merasa bahwa dirinya itu perlu memperdalam ilmunya lagi. Dia sebenarnya tidak ingin menyebabkan kehancuran kerajaan ataupun kematian Raja Sudibyo, ia hanya menginginkan Michelin kembali ke pelukannya. Bagaimanapun cara yang ia lakukan.

To be continued...

0 comments:

Post a Comment